Langsung ke konten utama

Di balik layar “grand final” pemilihan putra-putri kampus


           
IMG_20161014_163454[1].jpg              Universitas Pekalongan telah berhasil menyelenggarakan acara pemilihan putra-putri kampus pada 13 Oktober di halaman depan gedung C Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
            Pemilihan putra-putri kampus merupakan event berlanjut yang diadakan sekali dalam 2 tahun. Maka, persiapan pun telah dilakukan sejak 3 bulan lalu. Dalam perjalanannya, terdapat banyak kendala yang dihadapi demi terselenggaranya acara tersebut, yakni mengingat bahwa kebanyakan peserta mendaftar di hari-hari terakhir sehingga sedikit menyulitkan panitia penyelenggara. Namun, hal itu terobati mengingat meriahnya acara karena antusiasme penonton yang tinggi walaupun acara dilaksanakan di hari dan jam aktif untuk kegiatan perkuliahan. Menurut Erwan selaku ketua pelaksana acara ini, terjadi peningkatan peserta dibanding tahun lalu. “antusias peserta sangat tinggi, tahun kemarin 35 peserta dan sekarang menjadi 70 peserta”, tuturnya.
            Peserta pemilihan putra-putri kampus sebelumnya telah melalui 3 tahap seleksi, yaitu Tes Potensi Akademik (TPA), tes wawancara hingga akhirnya yang terpilih masuk ke grand final dalam acara ini. Berikut adalah daftar nama peserta yang berhasil meraih gelar juara putra-putri kampus;
·         Putra-putri favorit :
1.      Aris Septiawan (FIK/KESMAS)
2.      Hera Lestari (FKIP/PBSI)
·         Juara 3 :
1.      Tri Hono (FKIP/PBSI)
2.      Lamria Femima (FE/Manajemen)
·         Juara 2 :
1.      Riski Arsadani (FKIP/PBI)
2.      Oktavia Belinda (FE/Manajemen)
·         Juara 1 :
1.      Alvin Amar Ma’ruf ( FIK/Keperawatan)
2.      Nurul Istiqomah ( FIK/Farmasi)
Putra-putri kampus yang telah terpilih tersebut akan mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya uang pembinaaan, piala, bungkisan, bingkisan dari Bank Muamalat, dan ikut menjadi bagian dari berbagai aktivitas kemahasiswaan mewakili universitas pekalongan. (Yoga dan Bayu).

Pekalongan, 14 Oktober 2016


Komentar

Postingan populer dari blog ini

NASKAH ESAI: Membangun Media yang Memanusiakan Manusia

     Penulis: Diki Mardiansyah (Juara 3 Lomba Esai Festival Jurnalistik LPM Suaka UNIKAL 2021)      Media semakin tidak memegang etika jurnalistik dan menuju keadaan yang semakin mengkhawatirkan. Banyak malpraktik di industri media. Profesi wartawan banyak digunakan oleh orang-orang yang tidak jelas, hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Baik dengan mencari “amplop”, memeras, clickbait, membuat media “abal-abal” yang tujuannya hanya mencari uang, atau menjadikan media memuat berita yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan      Hal itu, saya kira, menjadi pelanggaran kode etik yang sangat serius dan semakin menggejala. Dengan dilanggarnya kode etik jurnalistik itu, implikasinya adalah media tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan karena membuat berita yang tidak berkualitas dan bermutu. Padahal, media menjadi sarana penting untuk menyampaikan pesan tentang kemanusiaan. Sebab, kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat men...

HEBOH TAMBANG NIKEL DI RAJA AMPAT, BENARKAH INI WARISAN TURUN TEMURUN SEJAK ERA SOEHARTO?

  Raja Ampat, surga bahari kita, mendadak jadi sorotan karena kabar penambangan nikel. Pertanyaan besar pun muncul: benarkah ancaman ini adalah "warisan" lama dari era Orde Baru? Kisah ini memang rumit, melibatkan berbagai pihak, mulai dari aktivis lingkungan yang gigih, kebijakan pemerintah, sampai sejarah panjang konsesi tambang di negeri ini. Greenpeace , misalnya, jadi salah satu suara paling keras yang menyoroti dampak serius tambang nikel dan proses hilirisasinya di Raja Ampat, Papua. Menurut Kiki Taufik, Kepala Global Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, aktivitas tambang di Pulau Gag, Pulau Kawe, dan Pulau Manuran itu sudah membabat lebih dari 500 hektare hutan. Dampaknya? Bisa merusak 75% terumbu karang dunia, berbagai jenis ikan, bahkan satwa khas Papua macam cendrawasih botak. Pastinya, ini juga mengancam sektor ekowisata yang jadi tumpuan utama pendapatan Raja Ampat. Tak heran, para aktivis Greenpeace sampai turun ke jalan di Indonesia Critical Minerals Conferenc...

WISUDA DI HALAMAN PARKIR, LANGKAH ADAPTIF UNIVERSITAS PEKALONGAN

Pekalongan (26/04/25) - Universitas Pekalongan menggelar acara wisuda Magister ke-3, Profesi ke-12, Sarjana ke-62, dan Diploma ke-26. Di tengah hiruk pikuk perayaan kelulusan sebuah pemandangan tak biasa tersaji di Universitas Pekalongan. Alih-alih ballroom hotel megah, halaman parkir kampus justru bertransformasi menjadi lokasi digelarnya prosesi wisuda. Sebuah pilihan yang mungkin menimbulkan tanya, namun dibalik kesederhanaannya tersembunyi sebuah langkah adaptif dan inovatif. Lantas, mengapa halaman parkir dianggap sebagai opsi yang masuk akal untuk momen kebanggaan ini? Pada wisuda kali ini, sejumlah 360 lulusan dari berbagai fakultas dan program studi diwisuda, meliputi: Fakultas Ekonomi Bisnis (S2 Manajemen: 9, S1 Manajemen: 79, S1 Akuntansi: 50), Fakultas Hukum (S2 Hukum: 1, S1 Ilmu Hukum: 106), Fakultas Perikanan (S1 Budidaya Perairan: 18), Fakultas Pertanian (S1 Agroteknologi: 13), Fakultas Ilmu Kesehatan (S1 Kesehatan Masyarakat: 6, S1 Ilmu Keperawatan: 4, Profesi Ners: 3...