Langsung ke konten utama

Demokrasi Kampus di Titik Nadir: Skandal Sertifikat dan Matinya Independensi Penyelenggara Pemira

 


Pekalongan, 14 Desember 2025 - Pelaksanaan debat terbuka Pemira di Universitas Pekalongan diwarnai dengan pengunduran diri salah satu calon kandidat. Keputusan tersebut diambil di tengah berlangsungnya acara setelah adanya unggahan  terkait dugaan penyelewengan sertifikat LKMM-TM ITSNU. Mahasiswa di lokasi terlihat riuh dan mempertanyakan beragam spekulasi di kalangan mahasiswa mengenai integritas panggung pemilihan tersebut.

Peristiwa ini bermula ketika isu keabsahan sertifikat LKMM-TM milik salah satu kandidat menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Di tengah prosesi debat terbuka, kandidat yang bersangkutan secara resmi menyatakan mengundurkan diri dari bursa pencalonan. Dalam pernyataannya ia menjelaskan, "Pada awalnya saya akan Kembali ke fakultas Teknik bahkan telah melakukan konsolidasi pada hari 24 November 2025. Hal tersebut dapat dikonfirmasikan kepada teman-teman Teknik yang hadir pada hari itu.

Namun pada malam tanggal 26 November 2025 tepat sebelum penutupan pendaftaran calon peserta pemira, saya dipanggil untuk menghadiri forum dimana forum tersebut dihadiri juga oleh Mas Iqbal Maulana Aziz Ketua Senat, Mas M. Hanif Khoirudin Wakil Ketua Senat, Mas Rama Akbareta Ananda Ketua Bawasraya, Ahmad Labibus Said Selaku Ketua KPR, Mas Habib Khoiri SEMA FEB, Mas Sigit Kuncoro SEMA U. Didalam forum tersebut sepakat untuk membujuk saya agar mau mencalonkan diri sebagai ketua SEMA Univ dengan pertimbangan saya dinilai mampu untuk mengemban amanah menjadi ketua Senat Mahasiswa Unikal melihat track record saya berorganisasi selama ini. Akhirnya saya mensetujui permintaan tesebut, namun karena jangka waktu yang pendek dan persiapan yang mendadak diputuskan juga untuk pembagian tugas pengumpulan syarat pencalonan berkas administrasi saya.

Pada hari berikutnya ditanggal 27 November 2025 berkas persyaratan mulai diurus seperti mas Iqbal yang mencarikan surat rekomendasi dan malam harinya saya, mas Moch. Hilmy, Mas Rama, Mas Fatkhul Ibad dan Mas Sukma Sona berkumpul untuk pemberian sertifkat LKMM-TM. Pada malam itu juga jam 9 malam penyerahan berkas dilakukan kepada KPR BAWAS. Dalam berkas tersebut saya menyerahkan 2 sertifikat LKMM-TM yang pertama sebagai panitia di UNIKAL dan yang kedua sebagai peserta di ITS NU”.

Akibat kejadian tersebut, acara sempat dihentikan sementara sebelum akhirnya dilanjutkan kembali pukul 10:29 WIB dengan agenda debat Paslon BEM Universitas. Meski situasi sempat diwarnai ketegangan, hal tersebut tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk saling mengkritisi. Para audiens pun terpantau aktif mengajukan pertanyaan kepada para paslon. Rangkaian debat terbuka tersebut akhirnya ditutup oleh moderator.

Namun, peristiwa penting terjadi di penghujung acara. Beberapa pihak yang sebelumnya namanya disebut oleh kandidat yang mengundurkan diri tersebut, hadir secara langsung untuk memberikan klarifikasi kepada audiens. Mereka memberikan penjelasan mengenai kronologi yang sebenarnya terjadi, sekaligus menyatakan beberapa saksi dari audiens untuk menyaksikan bukti video yang diambil dalam forum mereka sebagai bentuk transparansi. 


Dugaan keterlibatan pimpinan KPR dan Bawasraya dalam forum tertutup tersebut memicu gelombang kritik dari kalangan mahasiswa yang hadir di lokasi. Beberapa mahasiswa mempertanyakan netralitas penyelenggara karena munculnya nama-nama yang seharusnya bertindak sebagai "wasit" dalam proses persiapan administratif salah satu kandidat.

"Ini menjadi pertanyaan besar bagi kami. Bagaimana sebuah kompetisi dapat berjalan adil jika pihak yang bertugas memverifikasi berkas diduga ikut terlibat dalam proses pengumpulannya," ujar Mawar (Nama disamarkan), salah satu mahasiswa yang hadir dalam debat.

Kondisi ini dikhawatirkan menciptakan preseden buruk di mana instrumen pengawas dan pelaksana berada dalam posisi yang tidak independen. Sejumlah pihak menilai, jika KPR dan Bawasraya kehilangan jarak aman dengan kandidat, maka fungsi kontrol dan pelaporan pelanggaran dikhawatirkan tidak lagi berjalan efektif.

Hingga berita ini diturunkan, mahasiswa mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggara yang terlibat. Tanpa adanya transparansi dan sanksi tegas, integritas serta legitimasi hasil Pemira Universitas Pekalongan 2025 dikhawatirkan akan memicu mosi tidak percaya dari publik mahasiswa.



Reporter: Picon



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CALON KETUA SEMA-U TERSANDUNG KASUS PEMALSUAN SERTIFIKAT LKMM-TM ITSNU

  Pekalongan, 12 Desember 2025 - Proses Pemira Universitas Pekalongan menjadi sorotan setelah sebuah unggahan Breaking News dari anonim pada tanggal 10 Desember 2025 menyebut adanya dugaan pemalsuan sertifikat LKMM-TM ITSNU oleh calon ketua SEMA-U. Unggahan tersebut cepat menyebar dan menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan mahasiswa. Semua mempertanyakan di manakah peran KPR dan BAWAS Raya Unikal dalam menanggapi kasus tersebut? Dari penelusuan yang telah dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi, pihak KPR Unikal menyatakan bahwa hanya melakukan verifikasi kelengkapan berkas secara administratif (fisik) tanpa verifikasi substansi (keaslian sertifikat), yang mana hal ini diakui sebagai upaya efisiensi waktu. Pihak BAWAS Raya juga menyatakan kalau cara kerja mereka ialah menunggu ada yang melaporkan kepada mereka, baru akan ditindak lanjuti. Pernyataan BAWAS Raya yang menunggu laporan ini menjadi pertanyaan, mengingat sebelumnya pihak ITSNU telah menyuarakan tentang dugaan ...

NASKAH ESAI: Membangun Media yang Memanusiakan Manusia

     Penulis: Diki Mardiansyah (Juara 3 Lomba Esai Festival Jurnalistik LPM Suaka UNIKAL 2021)      Media semakin tidak memegang etika jurnalistik dan menuju keadaan yang semakin mengkhawatirkan. Banyak malpraktik di industri media. Profesi wartawan banyak digunakan oleh orang-orang yang tidak jelas, hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Baik dengan mencari “amplop”, memeras, clickbait, membuat media “abal-abal” yang tujuannya hanya mencari uang, atau menjadikan media memuat berita yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan      Hal itu, saya kira, menjadi pelanggaran kode etik yang sangat serius dan semakin menggejala. Dengan dilanggarnya kode etik jurnalistik itu, implikasinya adalah media tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan karena membuat berita yang tidak berkualitas dan bermutu. Padahal, media menjadi sarana penting untuk menyampaikan pesan tentang kemanusiaan. Sebab, kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat men...

MEMBUAT GEBRAKAN LITERASI, PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PEKALONGAN LUNCURKAN SIPUSTAKA

Pekalongan (18/01/2025) – Sempat diundur hampir dua jam, acara Launching SIPUSTAKA dan Library Award yang bertemakan “Integrasi Berkarya, Literasi Berdaya” berjalan dengan lancar di Auditorium Gedung C Universitas Pekalongan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUSTAKA) merupakan layanan peminjaman buku fisik melalui sistem online pertama di Universitas Pekalongan. Layanan ini memungkinkan penggunanya meminjam koleksi perpustakaan tanpa harus mendatangi gedung perpustakaan. Pengguna cukup memilih buku yang ingin dipinjam pada laman yang disediakan pustakawan, memilih buku yang ingin dipinjam, memasukkannya ke dalam keranjang, kemudian buku akan diantarkan ke alamat tujuan. Untuk pengembaliannya sendiri dapat melalui online , dengan cara dialamatkan ke pos satpam gedung F Universitas Pekalongan. Pengguna wajib konfirmasi kepada pustakawan perihal peminjaman maupun pengembalian buku. “Delivery book ini tidak hanya di luar daerah tapi dapat juga digunakan saat mahasiswa berada di sekita...