Langsung ke konten utama

PEMIRA ONLINE: Drama Kotak Kosong

Pekalongan, 6 Februari 2021 — Dalam pelaksanaan Pemilihan Raya (PEMIRA) Universitas Pekalongan terdapat keanehan yakni adanya oposisi kotak kosong.

    Diadakannya PEMIRA pada 4 Februari 2021 bertujuan untuk memilih PresMa, WapresMa, dan SEMA melalui e-voting. Paslon yang diusung hanya terdapat satu pasangan calon PresMa-WapresMa dan satu  calon anggota SEMA. Hal ini menjadikan kotak kosong sebagai oposisi saat pemilihan.

   Sebelumnya, panitia KPR telah mengupayakan dengan memperpanjang waktu pendaftaran. Penyebaran informasi mengenai syarat dan ketentuan, serta tata cara telah dilakukan secara maksimal.

     "Selama waktu pendaftaran pencalonan dua hari, kami tunggu belum ada berkas yang masuk. Oleh karena itu, kami selaku panitia KPR memutuskan untuk menambah jangka waktu pendaftaran selama tujuh hari, jadi totalnya sembilan hari," terang Irkham Mutamam, selaku ketua KPR.

   Lailul, selaku mahasiswa DPT terdaftar menyebutkan bahwa berkurangnya gairah dalam berorganisasi yang mengakibatkan minimnya partisipasi mahasiswa.

      "Sayang sekali, kegiatan menjadi kurang ramai sebab hanya ada satu calon saja. Jadi terasa sepi dan saya yang memilih pun seperti terpaksa memilih daripada golput." ujar Indah, salah satu mahasiswa DPT terdaftar lainnya.

    Irkham menjelaskan apabila pemilihan ini dimenangkan oleh kotak kosong, panitia KPR akan berkoordinasi dengan SENAT, selaku penanggung jawab dari KPR untuk mendiskusikan jalan keluarnya. "Diadakan pencalonan ulang atau aklamasi. Kita tunggu hasilnya saja." imbuhnya.

Reporter: Kirana Ayudya Wardani

Redaksi: Nurfadilah

Editor: Reza Firnanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NASKAH ESAI: Membangun Media yang Memanusiakan Manusia

     Penulis: Diki Mardiansyah (Juara 3 Lomba Esai Festival Jurnalistik LPM Suaka UNIKAL 2021)      Media semakin tidak memegang etika jurnalistik dan menuju keadaan yang semakin mengkhawatirkan. Banyak malpraktik di industri media. Profesi wartawan banyak digunakan oleh orang-orang yang tidak jelas, hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Baik dengan mencari “amplop”, memeras, clickbait, membuat media “abal-abal” yang tujuannya hanya mencari uang, atau menjadikan media memuat berita yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan      Hal itu, saya kira, menjadi pelanggaran kode etik yang sangat serius dan semakin menggejala. Dengan dilanggarnya kode etik jurnalistik itu, implikasinya adalah media tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan karena membuat berita yang tidak berkualitas dan bermutu. Padahal, media menjadi sarana penting untuk menyampaikan pesan tentang kemanusiaan. Sebab, kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat men...

REBUT KEDAULATAN RAKYAT: BURUH DAN MAHASISWA BERSATU DI MONUMEN DJOEANG PEKALONGAN

  Pekalongan (01/05/2025) - Puluhan massa dari berbagai elemen buruh dan mahasiswa memadati kawasan Monumen Djoeang Pekalongan pada Kamis (1/5) dalam aksi memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Mengangkat tema “Rebut Kedaulatan Rakyat di Bawah Kepemimpinan Kelas Pekerja” , aksi ini menjadi penegas solidaritas antara gerakan buruh dan mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan sosial. Forum Kolektif Unikal Bersama Buruh yang terdiri dari Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), GMNI, PMII, SMI, IMM, dan Aksi Kamisan Pekalongan Raya turut hadir dalam barisan. Massa mengenakan pakaian serba hitam, simbol perlawanan terhadap ketidakadilan struktural yang masih menindas kelas pekerja. Dalam orasi-orasi yang disampaikan, massa menyuarakan lima tuntutan utama: pencabutan UU Cipta Kerja, penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing , jaminan kesejahteraan dan pendidikan gratis, serta penanganan serius atas persoalan sampah yang kian masif. “Kami para buruh dari zam...

WISUDA DI HALAMAN PARKIR, LANGKAH ADAPTIF UNIVERSITAS PEKALONGAN

Pekalongan (26/04/25) - Universitas Pekalongan menggelar acara wisuda Magister ke-3, Profesi ke-12, Sarjana ke-62, dan Diploma ke-26. Di tengah hiruk pikuk perayaan kelulusan sebuah pemandangan tak biasa tersaji di Universitas Pekalongan. Alih-alih ballroom hotel megah, halaman parkir kampus justru bertransformasi menjadi lokasi digelarnya prosesi wisuda. Sebuah pilihan yang mungkin menimbulkan tanya, namun dibalik kesederhanaannya tersembunyi sebuah langkah adaptif dan inovatif. Lantas, mengapa halaman parkir dianggap sebagai opsi yang masuk akal untuk momen kebanggaan ini? Pada wisuda kali ini, sejumlah 360 lulusan dari berbagai fakultas dan program studi diwisuda, meliputi: Fakultas Ekonomi Bisnis (S2 Manajemen: 9, S1 Manajemen: 79, S1 Akuntansi: 50), Fakultas Hukum (S2 Hukum: 1, S1 Ilmu Hukum: 106), Fakultas Perikanan (S1 Budidaya Perairan: 18), Fakultas Pertanian (S1 Agroteknologi: 13), Fakultas Ilmu Kesehatan (S1 Kesehatan Masyarakat: 6, S1 Ilmu Keperawatan: 4, Profesi Ners: 3...