Langsung ke konten utama

Viral Banjir Berwarna Merah, Begini Kata DLH Kota Pekalongan

    Pekalongan, 6 Februari 2021- Banjir yang menggenang di Jalan Pelita, Jenggot, Kota Pekalongan viral di sosial media,  beredar meme foto memperlihatkan genangan air berwarna merah dan biru. Tidak sedikit dari warga justru membuat caption lucu dari gambar tersebut. Banyak yang menafsirkan warna tersebut berasal dari limbah batik, debit air dari curah hujan tinggi tidak dapat tertampung oleh resapan dan saluran air hingga terjadilah banjir di daerah tersebut.

    Menurut keterangan Hadi, warga yang kami temui saat liputan, menuturkan dua tahun terakhir tidak pernah separah ini. Menurutnya, justru setelah dibangun lubangan air menambah sumpalan aliran karena tidak terawat dan sempurnanya proses hulu hilir. Ia juga menambahkan bahwa air yang berwarna merah tersebut sudah biasa terjadi.  Warna merah berasal dari obat batik yang mudah larut.

    Terlihat juga anak-anak yang bermain di area genangan banjir dan beberapa dari rumah warga tergenang hingga ke dalam. "Air banjir kan kita tau bersama kalau airnya dari mana-mana yang jelas tidak bersihnya. Hal ini tentunya bisa menyebabkan gangguan kesehatan dari masyarakat itu sendiri, yang sering itu ya gatal, anak-anak juga rawan terkena diare. Makanya kalau keadaan kayak gini yang paling banyak dibutuhkan itu ya obat gatal," ungkap Yuly Fadhilla, Sarjana Kesehatan Masyarakat.

    Dengan adanya kejadian banjir air merah tersebut, membuat Dinas Lingkungan Hidup khawatir. Oleh karena itu, mereka langsung terjun ke tempat kejadian untuk menindaklanjuti banjir dan penyebab warna banjir yang viral di sosial media tersebut.

   "Foto yang kami temukan di sosial media tengah kami telusuri penyebabnya, namun warna biru ternyata editan dari  salah satu warga yang kami temui, dan warna merah yang menggenangi rumah warga berasal dari obat batik yang diduga jatuh saat dibawa oleh pengendara motor hingga membuat sepanjang jalan yang terlewati berwarna merah" ujar Neneng, petugas dari DLH. Saat ini, Dinas Lingkungan Hidup tengah mengerahkan armada penyedot ke rumah-rumah warga.

Reporter: Muhammad Baqo

Penulis: Abid Sam Yusuf

Editor: Reza Firnanto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NASKAH ESAI: Membangun Media yang Memanusiakan Manusia

     Penulis: Diki Mardiansyah (Juara 3 Lomba Esai Festival Jurnalistik LPM Suaka UNIKAL 2021)      Media semakin tidak memegang etika jurnalistik dan menuju keadaan yang semakin mengkhawatirkan. Banyak malpraktik di industri media. Profesi wartawan banyak digunakan oleh orang-orang yang tidak jelas, hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Baik dengan mencari “amplop”, memeras, clickbait, membuat media “abal-abal” yang tujuannya hanya mencari uang, atau menjadikan media memuat berita yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan      Hal itu, saya kira, menjadi pelanggaran kode etik yang sangat serius dan semakin menggejala. Dengan dilanggarnya kode etik jurnalistik itu, implikasinya adalah media tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan karena membuat berita yang tidak berkualitas dan bermutu. Padahal, media menjadi sarana penting untuk menyampaikan pesan tentang kemanusiaan. Sebab, kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat men...

Bendera One Piece Berkibar, Karena Suara Rakyat Tak Didengar

Di bulan Agustus, biasanya kita melihat Merah Putih berkibar di mana-mana. Tapi tahun ini ada yang berbeda. Di beberapa daerah, justru muncul pemandangan tak biasa, bendera bajak laut Mugiwara dari anime  One Piece berkibar di depan rumah warga. Sekilas terlihat lucu dan nyeleneh. Tapi kalau dipikir lebih dalam, ini bukan cuma soal anime atau tren visual. Bisa jadi, ini adalah simbol dari ketidakpuasan rakyat yang tak lagi tahu harus bicara lewat apa .

Kupas Tuntas TOEFL, IELTS, dan EnglishScore di ESA Talk Show

  Pekalongan (28/06/25) – Pada Sabtu pagi, Ruang Jlamprang Sekretariat Daerah Pekalongan dipadati oleh para peserta ESA Talk Show . Digagas oleh English Student Association (ESA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pekalongan, talk show bertajuk “The Big Three of English Proficiency Tests: TOEFL, IELTS, and EnglishScore, Which Test is Right For You?” ini diselenggarakan khusus untuk membahas perbedaan serta karakteristik masing-masing tes kemampuan Bahasa Inggris, yakni TOEFL, IELTS, dan EnglishScore . Antusiasme tinggi mewarnai ESA Talk Show . Sebanyak 50 peserta memadati ruangan, tidak hanya dari kalangan mahasiswa Universitas Pekalongan (UNIKAL), tetapi juga siswa sekolah dari berbagai wilayah seperti Batang, Pekalongan, dan Pemalang. Acara ini menghadirkan dua narasumber berkompeten, yaitu Kepala Lembaga Bahasa Dr. Sarlita D. Matra, M.Pd., dan Khusna Irfiana M.Pd., yang siap berbagi wawasan mendalam mengenai tes kemampuan bahasa Inggris. Tidak hanya itu,...