Langsung ke konten utama

PENANAMAN MANGROVE, SIMBOL PERGERAKAN LINGKUNGAN

PENANAMAN MANGROVE, SIMBOL PERGERAKAN LINGKUNGAN

 


     Batang, 15 Desember 2021 -  Warga Dukuh Roban Timur bersama Banser dan sejumlah aktivis lingkungan hidup Jawa Tengah mengadakan penanaman 1200 pohon mangrove di kawasan pantai Batang, dimana penanaman ini bertujuan untuk melawan abrasi.
Tingkat abrasi di Pantai Utara Jawa Tengah, terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan penuturan aktivis lingkungan pada riset suatu media yang dilakukan,  abrasi di Jawa Tengah telah mencapai 7.957 hektar. Sedangkan abrasi di kawasan Pantai Batang juga disebabkan penahanan ombak yang dipasang oleh PLTU Batang, sehingga membuat gelombang air laut semakin besar.
     Sebelum kegiatan hari ini berlangsung,  telah dilaksanakan  camping dan diskusi, serta puncaknya adalah hari ini dalam bentuk penanaman mangrove yang diikuti oleh beberapa pihak dari Greenpeace, Roban Timur, aktivis lingkungan, karangtaruna dan warga sekitar.
     “Secepat mungkin kita mencoba melawan abrasi dengan cara menanam mangrove di area ini, bisa dilihat beberapa pohon tumbang diakibatkan gerusan air laut,” ujar Erik, salah satu aktivis lingkungan.
     Lokasi penanaman pohon mangrove dari Pantai Roban Timur sampai Kalimati, Subah, Batang. Sementara dari pihak BAGANA (Banser Siaga Bencana), turut serta menyediakan bibit mangrove untuk kegiatan ini. Alasan diambilnya lokasi tersebut karena masyarakat dekat dengan wilayah yang terdampak oleh PLTU.
     Kenaikan suhu bumi yang terjadi disebabkan oleh aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan sumber energy kotor berupa batu bara. Penanaman 1200 mangrove ini menjadi salah satu upaya untuk mengatasi kerusakan lingkungan berupa abrasi dan erosi, yang mana hal tersebut disebabkan oleh tingginya gelombang air laut akibat berlangsungnya aktivitas pengunaan sumber energy kotor berupa batu bara.  
     “Simbol perlawanan tidak harus dilakukan dengan aksi, justru dengan cara menanam kita diajarkan untuk membuka pengetahuan orang, yang intinya ini sesuatu hal yang penting untuk kita lakukan dengan cara menanam pohon mangrove," tegas Erik menambahkan pendapatnya mengenai penanaman mangrove.
     Tindak lanjut dari kegiatan penanaman pohon mangrove ini akan dilakukan monitoring pertumbuhan bibit mangrove itu sendiri, karena kegiatan ini bertujuan untuk vegetasi pada daerah yang terdampak abrasi pantai dan pencemaran lingkungan.

Reporter : Shofwatul Fu’adah, Harrison N.I Hutapea
Penulis :  M. Khotibul Umam
Editor : Yunita Devika Damayanti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NASKAH ESAI: Membangun Media yang Memanusiakan Manusia

     Penulis: Diki Mardiansyah (Juara 3 Lomba Esai Festival Jurnalistik LPM Suaka UNIKAL 2021)      Media semakin tidak memegang etika jurnalistik dan menuju keadaan yang semakin mengkhawatirkan. Banyak malpraktik di industri media. Profesi wartawan banyak digunakan oleh orang-orang yang tidak jelas, hanya untuk mencari keuntungan pribadi semata. Baik dengan mencari “amplop”, memeras, clickbait, membuat media “abal-abal” yang tujuannya hanya mencari uang, atau menjadikan media memuat berita yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan      Hal itu, saya kira, menjadi pelanggaran kode etik yang sangat serius dan semakin menggejala. Dengan dilanggarnya kode etik jurnalistik itu, implikasinya adalah media tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan karena membuat berita yang tidak berkualitas dan bermutu. Padahal, media menjadi sarana penting untuk menyampaikan pesan tentang kemanusiaan. Sebab, kemanusiaan adalah nilai universal yang dapat men...

REBUT KEDAULATAN RAKYAT: BURUH DAN MAHASISWA BERSATU DI MONUMEN DJOEANG PEKALONGAN

  Pekalongan (01/05/2025) - Puluhan massa dari berbagai elemen buruh dan mahasiswa memadati kawasan Monumen Djoeang Pekalongan pada Kamis (1/5) dalam aksi memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Mengangkat tema “Rebut Kedaulatan Rakyat di Bawah Kepemimpinan Kelas Pekerja” , aksi ini menjadi penegas solidaritas antara gerakan buruh dan mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan sosial. Forum Kolektif Unikal Bersama Buruh yang terdiri dari Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), GMNI, PMII, SMI, IMM, dan Aksi Kamisan Pekalongan Raya turut hadir dalam barisan. Massa mengenakan pakaian serba hitam, simbol perlawanan terhadap ketidakadilan struktural yang masih menindas kelas pekerja. Dalam orasi-orasi yang disampaikan, massa menyuarakan lima tuntutan utama: pencabutan UU Cipta Kerja, penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourcing , jaminan kesejahteraan dan pendidikan gratis, serta penanganan serius atas persoalan sampah yang kian masif. “Kami para buruh dari zam...

WISUDA DI HALAMAN PARKIR, LANGKAH ADAPTIF UNIVERSITAS PEKALONGAN

Pekalongan (26/04/25) - Universitas Pekalongan menggelar acara wisuda Magister ke-3, Profesi ke-12, Sarjana ke-62, dan Diploma ke-26. Di tengah hiruk pikuk perayaan kelulusan sebuah pemandangan tak biasa tersaji di Universitas Pekalongan. Alih-alih ballroom hotel megah, halaman parkir kampus justru bertransformasi menjadi lokasi digelarnya prosesi wisuda. Sebuah pilihan yang mungkin menimbulkan tanya, namun dibalik kesederhanaannya tersembunyi sebuah langkah adaptif dan inovatif. Lantas, mengapa halaman parkir dianggap sebagai opsi yang masuk akal untuk momen kebanggaan ini? Pada wisuda kali ini, sejumlah 360 lulusan dari berbagai fakultas dan program studi diwisuda, meliputi: Fakultas Ekonomi Bisnis (S2 Manajemen: 9, S1 Manajemen: 79, S1 Akuntansi: 50), Fakultas Hukum (S2 Hukum: 1, S1 Ilmu Hukum: 106), Fakultas Perikanan (S1 Budidaya Perairan: 18), Fakultas Pertanian (S1 Agroteknologi: 13), Fakultas Ilmu Kesehatan (S1 Kesehatan Masyarakat: 6, S1 Ilmu Keperawatan: 4, Profesi Ners: 3...