Pekalongan
(1/5/2024) BEM Universitas Pekalongan mengadakan Aksi May Day di depan gedung
DPRD Kota Pekalongan, yang diikuti oleh Mahasiswa dan perwakilan para buruh di
Pekalongan.
Ratusan masa turun ke jalan untuk menyuarakan
hak-hak para buruh. Mereka terdiri dari mahasiswa, perwakilan serikat buruh dari Kota
Pekalongan, Batang, dan Pemalang. Sebelumnya, BEM Universitas Pekalongan telah melakukan konsolidasi dalam
mempersiapkan aksi ini. Namun, menurut Izul selaku Presiden BEM UNIKAL menyatakan adanya kendala yang
dialami dalam mempersiapkam aksi yaitu kurangnya rasa kepedulian
sosial dari kawan-kawan mahasiswa, sehingga masih banyak mahasiswa tidak turut serta dalam aksi
di Hari Buruh ini.
Masa mulai berjalan dari kampus UNIKAL
menyusuri jalan pantura hingga tiba di depan Gedung DPRD Kota Pekalongan untuk
menyuarakan tuntutan para buruh kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Beberapa tuntutan yang
diaspirasikan yaitu tuntutan skala nasional yang meliputi, menuntut pencabutan
Undang-undang cipta kerja, penghapusan outsourcing tolak upah murah,
perkuat pengawasan ketenagakerjaan dan penindakan tegas kepada pelaku
pelanggaran ketenagakerjaan. Tuntutan skala lokal meliputi, regulasi
pemerintah mengenai THR yang baru dibayar 35% masuk ke tindak pidana yang harus
ditindak tegas, UMK harus sesuai dengan KHL, serius dalam menanggapi rob dan
IPAL, Menolak liberalisasi
Pendidikan, serta memberantas pembungkaman aspirasi kaum buruh.
“Aksi Mayday
2024 ini, bukan hanya bertujuan memperingati hari buruh internasional dalam
artian bukan hanya momentual saja, namun lagi-lagi di dalam momen ini memang
kita adalah momennya untuk refleksi, dan bentuk perhatian kami untuk ikut
merasakan perjuangan kawan-kawan pekerja buruh. Betapa kesejahteraan mereka
masih sangat perlu untuk dipertanyakan. Karena nyatanya realita yang terjadi
saat ini belum semua buruh mendapatkan kesejahteraan yang layak dan merata.”
Begitulah yang disampaikan Presiden BEM UNIKAL tersebut menanggapi aksi ini.
Pak Bowo selaku
Anggota DPRD juga turut serta menyampaikan orasi, “Bahwa upah di Jawa Tengah
itu sangatlah rendah di Dunia dan Akhirat, saya berharap para mahasiswa dan
para buruh bersatu untuk menyuarakan agar upah di Jawa Tengah sama seperti di
Provinsi-Provinsi besar.” Ujarnya
Bapak Rapi
dan Bapak Akhir Prasetyo selaku perwakilan dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) PTS Dupantex. Mengatakan
"gaji buruh sangatlah kecil jadi tidak bisa mencukupi kebutuhan
sehari-hari ataupun untuk menyekolahkan anak".
Oleh karena
itu, para buruh bergabung dengan mahasiswa untuk mengkritisi kebijakan
pemerintah terkait Pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan buruh. Semua masa
yang turut serta dalam aksi ini berharap, kesejahteraan buruh, khususnya di
daerah Pekalongan bisa terpenuhi. Karena buruh tidak hanya memperjuangkan hak
mereka sendiri melainkan juga hak bagi istri dan anak mereka untuk dapat
bertahan hidup.
Daniel dan Sovita selaku BEM Fakultas Hukum berharap Aksi MayDay 2024 ini bisa mengawal para buruh sampai tuntas apa yang mereka tuntut dan Pemerintah serta jajarannya bisa meliriknya saja sudah bersyukur apalagi jika mengabulkan permintaan para buruh.
Penulis : Rahma Coni Wulandari & Dian
Galuh
Reporter : Wulan Fitriyani, Mega Prima Nur
Fajri & Aisyah Wafa Hanadiya
Editor : Rahma Nurhidayah & Jauhara Zainun Farah
Komentar
Posting Komentar